Melihat kepiawaian team kontigen dari Kabupaten Pania dalam membawakan tari-tari sejenak berpikir dan terbayang dalam diri penulis sepertis saya yang masih belia ini kira-kira berapa lama lagi kebolehan dalam mengolah, menarik suara dan menggemparkan panggung dengan acara seperti ini akan tetap berlangsung. Hal ini langsung di sambung oleh Yulianus Yeimo yang pada saat itu Ketua Tim Kontingen dari Paniai yang berbicara banyak tetang tengelamnya budaya ini.

Saudara Yulianus Yeimo yang dipercayakan Bupati Yogi untuk membawakan team dari pegunugan tengah yang berjumlah 60 orang ini mengatakan dirinya sebagai kepala team yang sekaligus pecinta seni dari Kabupaten Paniai sangat bergimbira dan bangga pemerintah Kabupaten Nabire dengan segenap usahanya mau membuat dan menyelenggarakn suatu event besar yang kira-kira dihadiri oleh 17 kota dari Provinsi Papua dan Provinsi Irian Jaya Tengah

Kemudian dirinya juga menyesali adanya kegiatan yang menurutnya sangat merusak budaya Papua. Kegiataan itu adalah kegiataan Dangdut yang dibawakan oleh beberapa orang dari daerah SP yang mengatasnamakan diri mereka dari grup Band Panama. Hal itu menurutnya tidak pantas ditampilkan dalm event sebesar ini yang sebagaimana menyaksikan hampir seluruh penduduk yang ada di Kabupaten Nabire.

Dituturkannya juga ketika semua mereka baik anak-anak, orang tua maupun para pemuda-pemudi menyaksikan dengan tidak secara langsung awalnya semangat mereka dalam menyaksikan dan mempertahanka kebudayaan Papua akan luntur dan hilang. Dirirnya juga menambahkan bahwa dia dan beberapa pengamat dan penikmat seni dari Kabupaten Pania tidak melarang dan membatalkan adanya kegaitan penampilan beberapa team tersebut, namun ada waktu atau tempat dimana hal itu bias ditampilkan.

Selain memprotes hal itu, salah satu protes yang dilayangkan adalah ketidaksiapan panitia dalm mengatur jalannya lomba sehingga mereka dibinggungkan dan dipusingakan. Sebagaimana menurutnya team dari pania yang telah siap untuk tampil begitu lama diputar-putar dan dibinggungkan hingga mendapat nomor undian yang cukup lama akibatnya semangat dan gairah mereka dalam menampilkan tari-tarian telah berkurang. Namun setelah itu diriya juga menambahkan itu tidak menjadi kendala untuk asuhannya tampil sehinngga buktinya banyak orang memuji dan mengancungkan jempol untuk kami tuturnya.

Setelah berbicara banyak dirinya berharap buat semua pecinta seniman baik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang tua agar seni budaya Papua yang telah dipopulerkan oleh Arnol Cllemens Aap, Sam Kapisa dan beberapa kawan lainnya itu tetap bertumbuh kedunia luar sehinnga Papua tetap dikenal dan diakui sebagi daerah budayawa. Selain itu juga diri menghimbau buat semua putra-putri daerah Pegungungan Tengah yang dimanapun berada untuk tetap menghargai dan menghormati budaya Sali dan koteka karena sebagimana itu adalah warisan, hadia dan oleh para nenek moyang yang tidak sebanding dengan emas dan permata.